Salah satu kebahagian di dunia ini
yang akan selalu dikenang adalah ketika kita bisa melihat atau merasakan sebuah
impian menjadi kenyataan. Selepas lulus SMA tentunya aku punya keinginan untuk
melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi, keinginan untuk mengejar
dan mengapai impianku dan cita-citaku. Tapi itu semua ternyata tidak mudah,
begitu banyak lika-liku yang harus ku jalani, begitu banyak tangis dan harapan
yang harus kucurahkan, bagi seorang gadis sepertiku yang hanya numpang
dikehidupan orang lain pasti itu sangatlah berat. Tak ada tempat untuk mengadu
dan mengeluh. Orang tuaku sudah lama meninggalkanku, mereka meninggal 6 tahun
yang lalu. Tapi itu semua tak lantas menghentikan langkahku dan membuatku menyerah
serta putus asa, aku selalu yakin ALLAH selalu bersamaku. Impian awalku
sebenarnya menjadi seorang bidan, tapi
karena faktor kurangnya 2 Cm tinggi badanku jadi impian ku lenyap seketika
standar minimal 150 Cm namun aku hanya 148 Cm.
Tanteku bilang, “sabar sayang tahun
depan saja baru kamu mencoba mendaftar lagi mungkin saja tahun depan tinggi
badanmu akan bertambah dan bisa lolos, sambil kamu menunggu hari itu datang
tante harap kamu berlatih olahraga untuk mencapai 2 Cm lagi”. Awalnya aku pikir
benar juga mungkin saja tahun depan tinggiku bisa bertambah dan sampai saatnya
itu tiba aku bisa cari pekerjaan untuk membantu biaya kuliahku nanti, Pintahku.
Ketika aku menceritakan hal ini pada
teman dekatku sewaktu SMA sambil minta pendapatnya Dia malah bilang “ siapa
yang akan menjamin kalau tinggi kamu tahun depan bisa mencapai 2 Cm, apa kamu
yakin? Tidak ada yang bisa menjamin akan hal itu, saya tidak mau nantinya hal
itu akan semakin menyakitimu. Kamu jangan terlalu berharap dengan hal yang
belum pasti adanya”. Kata temanku..!
Jujur aku memang orangnya plin plan,
tak punya pendirian yang tetap, pada saat itu semua pendapat orang lain aku
kumpulkan dan simpan di memori otakku untuk kurenungkan. Menjadi seorang bidan sudah
lama aku mengimpikan, ingin sekolah di kesehatan dan kerja menjadi seorang
bidan adalah impian terbesarku tapi yah..sudahlah..!! itu bukan rejekiku,
mungkin ALLAH mempunyai rencana lain untukku yang jauh lebih baik dari impian
terdahuluku. Sebagai manusia biasa pastilah aku sempat drop dan terombang
ambing dalam kegelisahan ketika impiannya dari kecil tidak bisa tercapai.
Tapi, untungnya aku punya keluarga dan
sahabat-sahabatku yang selalu memberiku dorongan dan semangat, karena hal itu
yang sampai saat ini membuatku bisa bertahan dan tegar menjalani hari-hariku.
Hingga suatu ketika, aku diberikan selembar brosur STAI Almawaddah (salah satu
kampus yang didirikan oleh pesantren almawaddah kolaka) yang dibawakan oleh
tante sepulang dari tempatnya mengajar. Kata tanteku di kampus itu ada jurusan
baru mungkin saja kamu tertarik dengan jurusan itu. Setelah aku lihat “ Ekonomi
Perbankan Syariah” menarik, pintahku..! entah kenapa aku sangat tertarik dengan
jurusan baru itu mungkin karena dulu menjadi seorang pegawai bank sempat
terlintas di benakku. Lama aku pikirkan untuk membuat tekadku bulat dan
berhenti berharap menjadi seorang bidan dan harus menetapkan hatiku untuk
melanjutkan impian baruku disekolah itu. Selama 2 minggu aku memikirkan hal itu
hingga akhirnya aku memutuskan untuk mendaftar di STAI Almawaddah, disana aku
bertemu teman-teman baru lagi yang sangat baik, mendapat pelajaran yang sangat
agamais. Jujur aku tak begitu yakin di ekonomi karena aku tak punya dasar sama
sekali dengan masalah ekonomi lebih-lebih ilmu agama. Ketika aku berada
diruangan kuliah aku melihat teman sejurusanku begitu paham akan ilmu agama dan
sejarah islam itu sendiri, sampai-sampai aku dibuatnya pangling. Serasa aku
begitu bodoh diantara mereka semua. Tapi aku berusaha menyakinkan pada diriku
sendiri aku pasti bisa seperti mereka.
Kata orang kalau kita yakin sama
sesuatu, kita cuman harus percaya, terus berusaha bangkit dari keterpurukan,
jangan pernah menyerah dan putus asa. Aku pernah baca disalah satu novel judulnya “5Cm” di dalam buku itu ada kalimat
yang sangat kena dengan hidup seperti ini katanya “semua keyakinan, keinginan,
dan harapan kamu bisa menaruhnya disini, taruh telunjukmu di depan keningmu dan
jangan menempel di kening, biarkan dia mengambang, menggantung, 5 cm di depan
keningmu. Jadi dia tidak akan pernah lepas dari matamu. Dan kamu bawa mimpi dan
keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari dan percaya kamu pasti
bisa. Apapun hambatannya bialang pada dirimu sendiri, bahwa kamu kamu akan
berdiri lagi setiap kamu terjatuh , bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat,
apapun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita keyakinan diri”.
“Biarkan keyakinan kamu, 5 Cm
menggantung, mengambang, di depan kening kamu. Dan sehabis itu yang perlu kamu
lakukan .. Cuma.. Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, mata
yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering
melihat ke atas, lapiasan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan
hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu
berdoa dan kamu akan selalu dikenang sebagai seorang yang masih mempunyai mimpi
dan keyakinan, bukan Cuma seonggok daging yang hanya punya nama. Kamu akan
dikenang sebagai seseoarang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya,
bukan seorang pemimpi saja, bukan orang biasa-biasa saja tanpa tujuan,
mengikuti arus dan kalah oleh keadaan. Tapi seorang yang selalu percaya akan
keajaiban mimpi, keajaiban angka berapapun.. dan kamu tidak perlu bukti apakah
mimpi-mimpi itu akan terwujud nantinya, karena kamu harus mempercayainya. Dan
aku sangat percaya akan hal itu, kata-kata itu yang selalu aku jadikan kata
motivasi untuk menyemangati hidupku dalam mencapai suatu tujuan, meskipun
nantinya mimpi itu sudah tercapai tetapi semangatmu tetap akan selalu ada
karena seolah-olah mimpi itu masih belum terwujud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar