Sabtu, 23 Maret 2013

LOVE END

TANGGAL 08-10-10..
 
Hari Itu Adalah Hari Jadianku Dengan Indra Jaya Gunawan, Awalnya Aku Tidak Menyimpan Perasaan Sama Sekali Sama Indra Karena Aku Dulu Sempat Membencinya Dikarnakan Satu Hal Yang Sulit Aku Jabarkan Sendiri.. Tapi Lambat Laun Aku Mengenal Dan Dekat Dengannya.. Sedikit Demi Sedikit Perasaan Ini Muncul.. Dia Memberiku Banyak Kekaguman Padanya, Baik Dari Kehidupan Keluarganya, Sifat Dan Wataknya, Pertemanan Dan Persahabatannya, Dan Masih Banyak Lagi Kekaguman Yang Dia Berikan.. Aku Sangat Mengaguminya Sangat Menghormatinya.. Bagiku Dia Bukan Hanya Sekedar Pacar Tapi Juga Kakak, Teman, Sahabat, ayah Dan Sempat Ku Menganggapnya Sebagai Suamiku.. Hehe Yah Itu Yang Kurasakan Saat Itu,,,
Dia adalah panutan untukku, motivasiku, semangat hidupku, pencerah jiwa dan hati nuraniku.. ketika aku menjalin hubungan dengan indra sifatku sangat amat cuek dan kurang perhatian, dan tidak pernah menghargainya, menurut penuturan indra! Tapi semua itu salah, aku memang orangnya cuek dan acuh tak acuh padanya tapi bukan berarti aku tak perhatian atau bahkan tidak menyayanginya dan merhargainya,, tapi karena seperti itulah caraku mennyayanginya.. karena rasa gengsi dan tidak mau agresif serta posesif itulah sehingga aku bersikap seperti itu padanya.. tapi aku tidak pernah menjelaskan itu semua padanya sehingga dia selalu beranggapan salah tentangku…
Selama 9 bulan kami menjalin hubungan banyak cerita yang ku torehkan di diarykuu rasa sedih, amarah, kesal, galau, cemburu, dan masih banyak lagi perasaan aneh yang muncul pada saat itu.. yang membuatku terharu dan kagum padanya dia selalu mengingatkanku dan mengantarkanku ke makam ayahku yang letaknya lumayan jauh dari rumahku dan rumahnya..
Setelah hari pelulusan berakhir kami masing-masing saling mengejar cita-cita dan impian kami, kami berdua mau melanjutkan sekolah.. berkali-kali aku gagal mendaftar di tiap sekolah tempatku kuliah.. berkali-kali pula dia memberiku semangat untuk tetap bangkit dan berusaha untuk mengejar lagi dan lagi.. indra sudah jauh-jauh hari memutuskan untuk kuliah di luar dari kota kolaka.. dan itu berhasil,, dia diterima disalah satu STTA (Sekolah Tinggi Teknologi Adisucipto) jogyakarta, sekolah penerbangan,, itu adalah cita-citanya dari dulu semangatnya sangat amat begitu tinggi dalam mengejar impian, aku kagum dengan semangatnya itu,, tapi ALLAH berkehendak lain dan ALLAH punya rencana lain untuknya,, indra tiba-tiba sakit 2 kali dia keluar masuk RS di Makassar,, tapi kondisinya tidak membaik,, dia terkena tipes stadium akhir,, dan selama dia sakit aku tidak bersamanya, aku berada di kolaka dan dia di Makassar.. tapi komunikasi kami tetap lancer, aku memang tidak pernah menghubunginya malah dia yang selalu menghubungiku selama dia sakit,, entah kenapa aku pada saat itu, aku juga tak mengerti,, aku memang kejam bahkan sangat kejam padanya,, rasa bersalahku padanya begitu amat sangat besar dia selalu amat sabar dalam menghadapi dan menyikapiku, tapi aku selalu dan selalu membuatnya kecewa dan sedih,,

Mengapa wanita mudah menangis?


S
uatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab aku wanita".
"Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti....". Kemudian anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis?, Ibu menangis tanpa sebab yang jelas". Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang sering menangis tanpa alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Sampai kemudian si anak itu tumbuh menjadi remaja, ia tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis. Hingga pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"
Dalam mimpinya ia merasa seolah Tuhan menjawab, "Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur. Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau kerap berulangkali ia menerima cerca dari anaknya itu.
Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa. Kepada wanita, Kuberikan kesabaran untuk merawat keluarganya walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.
Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi dan situasi apapun. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.
Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya. Sebab bukannya tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak. Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya.
Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.
Dan akhirnya Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan.
Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya air mata ini adalah air mata kehidupan".
Compile By I Am
Catatan:
Tulisan Ini Diambil Dari www.tentangpernikahan.com

Ketika Hidupku Dihiasi Dengan Air Mata


Kepedihan dan penyesalan telah membelenggu bibir dari tawa dan senyumku. . .

Tak seorang pun mendapatkannya lagi. . . 

Aku telah mempersembahkannya hanya untukmu kasih. . 

Tapi kini engkau telah tergolek diam dalam keabadian. . 

Biar pun ku tulis setangkai melati patah di balik senja pada nisanmu, agar engkau selalu ingat selarik senja yang telah mempertemukan kita. . 

Namun senja itu pula yang mematahkan tangkaimu. . .

Rabu, 20 Maret 2013

Tolong Maafkan Aku, Kawan..

Tolong Maafkan Aku..
                   

              Dua orang sahabat karib sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya. Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tapi dengan tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir : HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU. Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya.

               Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah batu: HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU. Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya, "Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir, dan sekarang kamu menulis di batu?" Temannya sambil tersenyum menjawab, "Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut. Dan bila sesuatu yang luar biasaterjadi, kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiup angin." Cerita di atas, bagaimanapun tentu saja lebih mudah dibaca dibandingditerapkan. Begitu mudahnya kita memutuskan sebuah pertemanan \'hanya\' karena sakit hati atas sebuah perbuatan atau perkataan yang menurut kita keterlaluan hingga menyakiti hati kita. Sebuah sakit hati lebih perkasa untuk merusak dibanding begitu banyak kebaikan untuk menjaga. Mungkin ini memang bagian dari sifat buruk diri kita. Karena itu, seseorang pernah memberitahu saya apa yang harus saya lakukan ketika saya sakit hati. Beliau mengatakan ketika sakit hati yang paling penting adalah melihat apakah memang orang yang menyakiti hati kita itu tidak kita sakiti terlebih dahulu. Bukankah sudah menjadi kewajaran sifat orang untuk membalas dendam? Maka sungguh sangat bisa jadi kita telah melukai hatinya terlebih dahulu dan dia menginginkan sakit yang sama seperti yang dia rasakan. Bisa jadi juga sakit hati kita karena kesalahan kita sendiri yang salah dalam menafsirkan perkataan atau perbuatan teman kita. Bisa jadi kita tersinggung oleh perkataan sahabat kita yang dimaksudkannya sebagai gurauan. Namun demikian, orang yang bijak akan selalu mengajari muridnya untuk memaafkan kesalahan-kesalahan saudaranya yang lain. Tapi ini akan sungguh sangat berat. Karena itu beliau mengajari kami untuk 'menyerahkan' sakit itu kepada Allah -yang begitu jelas dan pasti mengetahui bagaimana sakit hati kita- dengan membaca doa, "Ya Allah, balaslah kebaikan siapapun yang telah diberikannya kepada kami dengan balasan yang jauh dari yang mereka bayangkan. Ya Allah, ampuni kesalahan-kesalahan saudara-saudara kami yang pernah menyakiti hati kami." Bukankah Rasulullah pernah berkata, "Tiga hal di antara akhlak ahli surga adalah memaafkan orang yang telah menganiayamu, memberi kepada orang yang mengharamkanmu, dan berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk kepadamu". Karena itu, Saudara-saudaraku, mungkin aku pernah menyakiti hatimu dan kau tidak membalas, dan mungkin juga kau menyakiti hatiku karena aku pernah menyakitimu. Namun dengan ijin-Nya aku berusaha memaafkanmu. Tapi yang aku takutkan kalian tidak mau memaafkan.Sungguh, Saudara-saudaraku, dosa-dosaku kepada Tuhanku telah menghimpit kedua sisi tulang rusukku hingga menyesakkan dada.Saudara-saudaraku, jika kalian tidak sanggup mendoakan aku agar aku 'ada' di hadapan-Nya, maka ikhlaskan segala kesalahan-kesalahanku. Tolong jangan kau tambahkan kehinaan pada diriku dengan mengadukan kepada Tuhan bahwa aku telah menyakiti hatimu.

Catatan:
Tulisan Ini Diambil Dari www.tentangpernikahan.com
Compile By I Am

Kisahku

Assalamu’alaikum Wr. Wb….
Salah satu kebahagian di dunia ini yang akan selalu dikenang adalah ketika kita bisa melihat atau merasakan sebuah impian menjadi kenyataan. Selepas lulus SMA tentunya aku punya keinginan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi, keinginan untuk mengejar dan mengapai impianku dan cita-citaku. Tapi itu semua ternyata tidak mudah, begitu banyak lika-liku yang harus ku jalani, begitu banyak tangis dan harapan yang harus kucurahkan, bagi seorang gadis sepertiku yang hanya numpang dikehidupan orang lain pasti itu sangatlah berat. Tak ada tempat untuk mengadu dan mengeluh. Orang tuaku sudah lama meninggalkanku, mereka meninggal 6 tahun yang lalu. Tapi itu semua tak lantas menghentikan langkahku dan membuatku menyerah serta putus asa, aku selalu yakin ALLAH selalu bersamaku. Impian awalku sebenarnya menjadi seorang bidan,  tapi karena faktor kurangnya 2 Cm tinggi badanku jadi impian ku lenyap seketika standar minimal 150 Cm namun aku hanya 148 Cm.
Tanteku bilang, “sabar sayang tahun depan saja baru kamu mencoba mendaftar lagi mungkin saja tahun depan tinggi badanmu akan bertambah dan bisa lolos, sambil kamu menunggu hari itu datang tante harap kamu berlatih olahraga untuk mencapai 2 Cm lagi”. Awalnya aku pikir benar juga mungkin saja tahun depan tinggiku bisa bertambah dan sampai saatnya itu tiba aku bisa cari pekerjaan untuk membantu biaya kuliahku nanti, Pintahku.
Ketika aku menceritakan hal ini pada teman dekatku sewaktu SMA sambil minta pendapatnya Dia malah bilang “ siapa yang akan menjamin kalau tinggi kamu tahun depan bisa mencapai 2 Cm, apa kamu yakin? Tidak ada yang bisa menjamin akan hal itu, saya tidak mau nantinya hal itu akan semakin menyakitimu. Kamu jangan terlalu berharap dengan hal yang belum pasti adanya”. Kata temanku..!
Jujur aku memang orangnya plin plan, tak punya pendirian yang tetap, pada saat itu semua pendapat orang lain aku kumpulkan dan simpan di memori otakku untuk kurenungkan. Menjadi seorang bidan sudah lama aku mengimpikan, ingin sekolah di kesehatan dan kerja menjadi seorang bidan adalah impian terbesarku tapi yah..sudahlah..!! itu bukan rejekiku, mungkin ALLAH mempunyai rencana lain untukku yang jauh lebih baik dari impian terdahuluku. Sebagai manusia biasa pastilah aku sempat drop dan terombang ambing dalam kegelisahan ketika impiannya dari kecil tidak bisa tercapai.
Tapi, untungnya aku punya keluarga dan sahabat-sahabatku yang selalu memberiku dorongan dan semangat, karena hal itu yang sampai saat ini membuatku bisa bertahan dan tegar menjalani hari-hariku. Hingga suatu ketika, aku diberikan selembar brosur STAI Almawaddah (salah satu kampus yang didirikan oleh pesantren almawaddah kolaka) yang dibawakan oleh tante sepulang dari tempatnya mengajar. Kata tanteku di kampus itu ada jurusan baru mungkin saja kamu tertarik dengan jurusan itu. Setelah aku lihat “ Ekonomi Perbankan Syariah” menarik, pintahku..! entah kenapa aku sangat tertarik dengan jurusan baru itu mungkin karena dulu menjadi seorang pegawai bank sempat terlintas di benakku. Lama aku pikirkan untuk membuat tekadku bulat dan berhenti berharap menjadi seorang bidan dan harus menetapkan hatiku untuk melanjutkan impian baruku disekolah itu. Selama 2 minggu aku memikirkan hal itu hingga akhirnya aku memutuskan untuk mendaftar di STAI Almawaddah, disana aku bertemu teman-teman baru lagi yang sangat baik, mendapat pelajaran yang sangat agamais. Jujur aku tak begitu yakin di ekonomi karena aku tak punya dasar sama sekali dengan masalah ekonomi lebih-lebih ilmu agama. Ketika aku berada diruangan kuliah aku melihat teman sejurusanku begitu paham akan ilmu agama dan sejarah islam itu sendiri, sampai-sampai aku dibuatnya pangling. Serasa aku begitu bodoh diantara mereka semua. Tapi aku berusaha menyakinkan pada diriku sendiri aku pasti bisa seperti mereka.
Kata orang kalau kita yakin sama sesuatu, kita cuman harus percaya, terus berusaha bangkit dari keterpurukan, jangan pernah menyerah dan putus asa. Aku pernah baca disalah satu novel  judulnya “5Cm” di dalam buku itu ada kalimat yang sangat kena dengan hidup seperti ini katanya “semua keyakinan, keinginan, dan harapan kamu bisa menaruhnya disini, taruh telunjukmu di depan keningmu dan jangan menempel di kening, biarkan dia mengambang, menggantung, 5 cm di depan keningmu. Jadi dia tidak akan pernah lepas dari matamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari dan percaya kamu pasti bisa. Apapun hambatannya bialang pada dirimu sendiri, bahwa kamu kamu akan berdiri lagi setiap kamu terjatuh , bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apapun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita keyakinan diri”.
“Biarkan keyakinan kamu, 5 Cm menggantung, mengambang, di depan kening kamu. Dan sehabis itu yang perlu kamu lakukan .. Cuma.. Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapiasan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa dan kamu akan selalu dikenang sebagai seorang yang masih mempunyai mimpi dan keyakinan, bukan Cuma seonggok daging yang hanya punya nama. Kamu akan dikenang sebagai seseoarang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya, bukan seorang pemimpi saja, bukan orang biasa-biasa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah oleh keadaan. Tapi seorang yang selalu percaya akan keajaiban mimpi, keajaiban angka berapapun.. dan kamu tidak perlu bukti apakah mimpi-mimpi itu akan terwujud nantinya, karena kamu harus mempercayainya. Dan aku sangat percaya akan hal itu, kata-kata itu yang selalu aku jadikan kata motivasi untuk menyemangati hidupku dalam mencapai suatu tujuan, meskipun nantinya mimpi itu sudah tercapai tetapi semangatmu tetap akan selalu ada karena seolah-olah mimpi itu masih belum terwujud.

Antara Cita dan Sahabat


Hanya tetes air mata ini..
Menjadi ungkapan atas perasaanku..
Ungkapan atas kelelahanku ..
Ungkapan atas ketidakkekuatanku..
Ungkapan atas ketidaksanggupanku..
Untuk tetap merangkul cita dan sahabatku..
 
Kapan kah kugapai harapku?
Sampai kapan ku harus mengubur semua mimpi indahku?
Sampai kapan ku harus  terdiam ?
Ketika menyaksikan cita dan sahabatku ini terbuang dan menghilang…
 
Perih ku rasakan saat ku teringat akan kenangan kau dan aku, sahabatku..
Begitu indah kurasakan saat bersamamu …
Tapi ku tahu saat ini hanya ego yang menguasai diriku..
Agar engkau selalu tetap bersamaku wahai sahabatku..
Tanpa aku menyadari bahwa kamu juga mempunyai impian, cita dan harapan….
 
Ku ingin gapai bahagiaku…
Ku ingin rasakan indahnya keberhasilan dan pahitnya suatu kegagalan…
Begitu pula dengan kau..
Namun waktulah jua yang mampu memisahkan kita,
Tapi ku yakin suatu saat kita pasti bertemu…
Jika kau benar-benar sahabat sejati untuk diriku..